Serangan Israel Hantam Stasiun TV Pemerintah Iran saat Siaran Langsung: Fakta dan Dampaknya
Serangan Israel ke Stasiun TV Pemerintah Iran saat Siaran Langsung
Pada Senin malam, 16 Juni 2025, sebuah serangan udara Israel menghantam gedung stasiun televisi pemerintah Iran, IRINN, saat siaran langsung tengah berlangsung. Rekaman video menunjukkan seorang pembaca berita yang sedang membacakan berita tiba-tiba terhenti oleh ledakan keras, diikuti asap dan puing-puing yang memenuhi layar. Pembaca berita tersebut terlihat bergegas meninggalkan tempat duduknya, sementara suara "Tuhan Maha Besar" terdengar di latar belakang. Serangan ini terjadi dalam konteks meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, yang telah memasuki hari kelima konflik berskala penuh. Sebelumnya, Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara ke berbagai fasilitas militer dan nuklir di Iran, termasuk di Teheran, yang menyebabkan sejumlah pejabat tinggi militer Iran tewas dan merusak infrastruktur penting.
Tiga Korban Jiwa dalam Serangan ke IRINN
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya tiga orang yang berada di lokasi, termasuk seorang jurnalis dan seorang staf administrasi. Menurut laporan, serangan tersebut juga menyebabkan kerusakan signifikan pada gedung IRINN, yang merupakan bagian dari jaringan penyiaran pemerintah Iran. Sebelum serangan, militer Israel telah mengeluarkan peringatan kepada warga untuk mengungsi dari distrik tempat gedung tersebut berada, yang menunjukkan bahwa serangan ini direncanakan dengan matang. Israel mengklaim bahwa IRINN berfungsi sebagai pusat komunikasi yang digunakan oleh angkatan bersenjata Iran, yang menjadikannya target sah dalam operasi militer mereka. Namun, pemerintah Iran mengecam serangan ini sebagai tindakan kejam dan melanggar hukum internasional.
Reaksi dan Dampak Sosial dari Serangan
Serangan ini memicu reaksi keras dari pemerintah Iran dan masyarakat internasional. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan tersebut sebagai "tindakan kejam dan kejahatan perang", menekankan bahwa media harus dilindungi dari kekerasan dalam konflik bersenjata. Di dalam negeri, serangan ini memperburuk ketegangan politik dan sosial, dengan banyak warga yang merasa semakin terisolasi dari informasi yang dapat dipercaya. Sementara itu, di luar negeri, serangan ini menambah daftar panjang pelanggaran terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia dalam konflik ini. Sebagai respons, beberapa negara dan organisasi internasional menyerukan penyelidikan independen dan desakan untuk menghentikan serangan terhadap media sipil.